Senin, 08 Desember 2008

I Love My Family

Mo tahu tentang keluargaku? Ayahku seorang Polisi di POLRES Tuban, bagiku dia adalah ayah yang paling baik, yang takkan pernah tertandingi caranya mencintai dan menyayangi keluarganya. Sebagai seorang Suami, beliau sangat mencintai ibuku, dibalik karakternya yang cenderung keras kepala dan otoriter, dia sangat mengagungkan arti keluarga dan kesetiaan. Walaupun kata ibuku, ayah tercintaku ini nggak romantis, dan itupun terlihat dari sikapnya, namun pancaran kasih sayang slalu tertuang lewat perbuatan dan cara beliau memperlakukan ibu. Ayahku nggak pernah membiarkan ibu pergi sendirian, dan sebisa mungkin mengantarkan kemanapun ibu pergi.

Sebagai seorang ayah, beliau adalah ayah yang hebat, dengan kekakuan sikap dan cara otoriternya dalam mendidik putri-putrinya, alhamdulillah kami bisa melewati setiap detik kehidupan kami dengan rasa tanggung jawab, disiplin dan kemauan keras untuk mengaktualisasi semua kemampuan kami. Walaupun katanya gaji polisi kecil, dengan keuletan dan kerja kerasnya yaitu nyambi wirausaha Meubel Jati, beliau bisa membiayai pendidikan kami sampai S2. (aku dan adikku sama-sama kuliah di S2 Teknik Industri ITS).

Walaupun terkadang aku merasakan bahwa cara melindungi kedua putrinya itu terlalu berlebihan, tapi aku tahu apa yang dilakukannya adalah untuk kebaikan kami.

Kalo Ibuku, beliau ini adalah sosok wanita yang tangguh, ramah, tenang, tegar, sabar, penyayang, dan tak tertandingi keteduhan hatinya. Selain memposisikan diri sebagai ibu, beliau ini adalah sahabat terbaikku. Dengan beliau, aku bisa berkeluh kesah, bisa tertawa lepas, menangis keras, karena aku tahu kelapangan jiwanya. Ahh.... semoga aku bisa sepertimu.

Ibuku mirip banget ama aku, wajahnya, penampilannya, ramahnya. Kata orang-orang yang kenal keluarga kami, aku adalah duplikat ibuku, sedangkan adikku adalah duplikat dari ayahku. Yang agak terbalik adalah sikap kami. Aku cenderung keras kepala dan egosentris kaya' ayah, sedangkan adikku cenderung sabar dan tenang kaya'ibuku. Jadi antara kemiripan wajah dan sikap kami saling berkebalikan dengan ayah dan ibu.

Adikku, namanya sama denganku, Dira. tapi embel-embelnya yang beda, kali aja Ortuku males bikin nama anaknya, jadi tinggal ganti aja nama belakangnya. Karena memiliki nama depan yang sama, kami sering kecele kalo ada yang telpon. Cari Dira yang mana??
yang cantik apa yang jelek? (padahal kami sama-sama merasa cantik)
yang kurus apa yang gemuk? (kayaknya terlalu sadis untuk disebutkan)
yang dosen atau yang masih kuliah? (terlalu panjang untuk dimengerti)
yang UBAYA atau yang S2 ITS? (pertanyaan ini yang pernah kami gunakan pas kami masih kuliah)
Dan sekarang yang lebih cocok adalah Ibu Dira atau mbak Dira.

Pas kami sekolah ataupun kuliah kami bingung kalo ditanya nama panggilan. Pengennya nyebutin nama DIRA, tapi pasti ntar akan terjadi kesimpang siuran. Dalam keluargaku aku dipanggil Erna, dan adikku dipanggil Ria. Disaat aku sekolah dan kuliah dipanggil Dira sama seperti adikku. Baru-baru ini aja aku coba tulis namaku secara berbeda " dear-a", sedangkan adikku sering menulis namanya "deera".

Sebenarnya apa yang membuat nama itu spesial, karena nama itu adalah nama gabung dari nama ayah dan ibuku (Gandi dan Vira), dan yang membuatnya sedikit ribet adalah karena peletakan nama itu ada didepan setiap nama anaknya.
Tapi bagaimanapun itu aku bersyukur bisa memiliki nama yang unik itu (kata suamiku, namaku aneh, kurang enak untuk diucapkan).
Thanks Mom and Dad !!!

Tidak ada komentar: